Lalu, bagaimana kita bisa menjadi seorang pembaca pikiran yang lebih
baik? Tim dari Psychology Today telah merumuskan beberapa hal yang bisa
membantu kita membaca pikiran.
- Kenalilah orang lain.
“Kemampuan membaca
pikiran akan meningkat, semakin kita mengenal lawan bicara kita,” kata
William Ickes. Jika kita berinteraksi dengan seseorang selama kurang
lebih sebulan, kita akan lebih mudah untuk mengenali apa yang ia
pikirkan dan rasakan. Hal tersebut dapat terjadi karena: kita mampu
mengartikan kata-kata dan tidakan orang lain dengan lebih tepat,
setelah mengamatinya dalam berbagai situasi; kedua, kita mengetahui apa
yang terjadi dalam hidup mereka, dan mampu menggunakan pengetahuan itu
untuk memahami mereka dalam konteks yang lebih luas.
- Minta umpan balik.
Penelitian menunjukkan
bahwa kita dapat meningkatkan kemampuan membaca dengan cara menanyakan
kebenaran dari tebakan kita. Misalnya, “Saya mendengar, sepertinya
Engkau sedang marah. Benar tidak?”
- Perhatikan bagian atas dari wajah.
Emosi yang
palsu, biasanya diungkapkan pada bagian bawah wajah seseorang.
Sedangkan, menurut Calin Prodan—profesor neurologi di University of
Oklahoma Health Sciences Center, emosi utama bisa dilihat dari sebagian
ke atas wajah, biasanya di sekitar mata.
- Lebih ekspresif.
Ekspresivitas emosi
cenderung timbal balik. Ross Buck, “semakin kita ekspresif, semakin
banyak pula kita akan mendapat informasi mengenai kondisi emosional
dari orang lain di sekitar kita.”
- Santai.
Menurut Lavinia Plonka, pengarang
Walking Your Talk, seseorang cenderung “menyamakan diri” dengan lawan
bicaranya melalui postur tubuh dan pola napas. Jika anda merasa tegang,
teman bicara anda bisa saja, secara tak sadar, menjadi tegang pula lalu
terhambat, dan akhirnya menjadi sulit untuk dibaca. Ambillah napas
panjang, senyumlah, dan coba untuk menampilkan keterbukaan dan
penerimaan kepada siapapun yang bersama anda.
Tinjauan Kritis
Perlu kita ingat, bahwa ekspresi
emosi bisa berbeda di berbagai budaya. Ekspresi sedih di satu budaya,
bisa jadi diinterpretasikan sebagai emosi lain di budaya lain. Jadi
jika ingin membaca seseorang, kita perlu memperhatikan pula unsur
budaya yang berlaku di tempat tinggal orang itu, jangan sampai salah
menebak, atau bahkan memicu terjadinya kesalahpahaman.
Kita juga tak bisa mengesampingkan fenomena membaca pikiran ini
sebagai sebuah fenomena yang biasa diasosisasikan dengan kemampuan
supranatural, sebab percaya tidak percaya, memang ada orang-orang yang
memiliki kemampuan untuk membaca pikiran yang sulit dijelaskan ilmu
pengetahuan. Setidaknya penulis telah menemukan beberapa orang dengan
kemampuan membaca pikiran, yang bahkan mampu melihat masa depan dan
berbagai macam hal yang sulit diterima nalar.
kayak uya kuya bae....xixi
BalasHapus